Perkembangan
Etika Bisnis
- Situasi
Dahulu
Pada awal sejarah
filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur. Dalam
filsafat dan teologi Abad pertengahan pembahasan ini dilanjutkan, dalam
kalangan Kristen maupun Islam, Topik-topik moral sekitar ekonomi dan perniagaan
tidak luput pula dari perhatian filsafat (dan teologi) di zaman modern. Dengan
membatasi diri pada situasi di Amerika Serikat selama paro pertama abad ke-20,
De George melukiskan bagaimana di perguruan tinggi masalah moral di sekitar
ekonomi dan bisnis terutama disoroti dalam teologi.
Pada waktu itu banyak
universitas diberikan kuliah agama dimana masiswamempelajari masalah – masalah
moral sekitar ekonomi dan bisnis. Pembahasannyatentu berbeda, sejauh mata
kuliah ini diberikan dalam kalangan katolik atau protestan.Dengan demikian di
Amerika Serikat selama paro pertama pada abad ke-20 etikadalam
bisnis terutama dipraktekan
dalam konteks agama dan
teologi. Danpendekatanini masih berlangsung terus sampai hari ini,
di Amerika Serikat maupun ditempat lain.
- Tahun
1960-an
Dalam
tahun 1960-an terjadi
perkembangan baru yang dilihat
sebagaipersiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya.
Dasawarsa1960-an ini di Amerika Serikat
(dan dunia barat pada umumnya)
ditandai olehpemberontakan terhadap kuasa dan otoritas, revolusi mahasiswa
(mulai di ibukotaPrancis bulan Mei 1968). Suasana tidak tenang ini diperkuat
lagi karena frustasi yang dirasakan secara khusus oleh kaum muda dengan
keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Rasa tidak puas ini
mengakibatkan demonstrasi – demonstrasi paling besar dirasakan di Amerika
serikat. Secara khusus kaum muda menolak kolusi yang dimata mereka terjadi
antara militer dan industri. Industri dinilai terutama melayani kepentingan
militer. Serentak juga untuk pertama kali timbul kesadaran akan masalah
ekologis dan terutama industri di anggap sebagai penyebab masalah lingkungan
hidup itu dengan polusi udara, air, dan tanah serta limbah beracun dan sampah
nuklir.
Dunia
pendidikan menanggapi situasi ini dengan cara berbeda – beda. Salah satu reaksi
paling penting adalah memberi perhatian khusus kepada social issues
dalam kuliah tentang manajemen.
Beberapa sekolah bisnis mulai
dengan mencamtumkan mata kuliah
baru di kurikulumnya yang
biasanya dibesi nama Business and Society.
Kuliah ini diberikan oleh Doden – Dosen manajeman dan mereka menyusun buku –
buku pegangan dan publikasi lain untuk menunjang matakuliah
itu. Pendekatan ini diadakan
dari segi manajemen ,
dengan sebagaian melibatkan juga
hukum dan sosiologi, tetapi
teori etika filosofis disini
belum dimanfaatkan.
- Tahun
1970-an
Etika bisnis sebagai
suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri mulai terbentuk
di Amerika Serikat tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika hanya membicarakan
aspek – aspek moral dari bisnis di samping banyak pokok pembicaraan
moral lainya (etika dalam
hubungan dengan bisnis), kini
mulai berkembang etika dalam arti sebenarnya. Jika sebelumnya hanya para teolog
dan agamawan pada tahap ilmiah (teologi) membicarakan masalah – masalah moral
dari bisnis, pada tahun 1970-an para filsuf memasuki wilayah penelitian ini
dalam waktu singkat menjadi kelompok
yang paling dominan. Sebagaian
sukses usaha itu, kemudian beberapa
filsuf memberanikan diri untuk
terjun kedalam etika bisnis sebagai sebuah
cabang etika terapan lainnya. Faktor kedua yang memicu timbulnya etika bisnis
sebagai suatu bidang study yang serius adalah krisis moral yang dialami dunia
bisnis Amerika pada awal tahun.
1970-an krisis moral
dalam dunia bisnis itu diperkuat lagi oleh krisis moral lebih umum yang melanda
seluruh masyarakat Amerika pada waktu itu. Melatarbelakangi krisis moral yang
umum itu , dunia bisnis amerika tertimpa oleh kerisis moral yang khusus .
Sebagaian sebagai reaksi atas terjadinya peristiwa – peristiwa tidak etis ini
pada awal tahun 1970-an dalam kalangan pendidikan Amerika didasarkan kebutuhan
akan refleksi etika di bidang bisnis. Salah satu usaha khusus adalah menjadikan
etika bisnis sebagai mata kuliah dalam kurikulum ini ternyata berdampak luas.
Dengan demikian dipilihnya etika bisnis sebagai mata kuliah dalam kurikulum
sekolah bisnis banyak menyumbang kapada perkembangannya ke arah bidang ilmiah
yang memiliki identitas sendiri.
Terdapat dua faktor
yang mendorong kelahiran etika bisnis pada tahun 1970-an yaitu:
·
Sejumlah filsuf mulai
terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika
bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang
meliputi dunia bisnis.
·
Terjadinya krisis
moral yang dialami oleh dunia bisnis. Pada saat ini mereka bekerja sama
khususnya dengan ahli ekonomi dan manejemen dalam meneruskan tendensi etika
terapan. Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini
disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferesi perdana tentang
etika bisnis yang diselanggarakan di universitas Kansas oleh philosophi
Departemen bersama colledge of business pada bulan November 1974.
- Tahun
1980-an
Di Eropa Barat etika
bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira – kira sepuluh tahun kemudian , mula
– mula di inggris yang secara geografis maupun kultural paling dekat dengan
Amerika Serikat, tetapi tidak lama kemudian juga negara– negara Eropa Barat
lainnya. Semakin banyak fakultas ekonomi atau sekolah bisnisdi Eropa
mencantumkan mata kuliah etika bisnis dalam kurikulumnya, sebagai mata kuliah
pilihan ataupun wajib di tempuh. Sepuluh tahun kemudian sudah terdapat dua
belas profesor etika bisnis pertama di universitas – Universitas Eropa. Pada
tahun 1987 didirikan European Business Ethich Network (EBEN) yang bertujuan
menjadi forum pertemuan antara
akademisi dari universitas
serta seklah bisnis , para
pengusaha dan wakil –wakil organisasi nasional dan internasional seperti
misalnya serikat buruh). Konferensi
EBEN yang pertama berlangsung
di Brussel (1987). Konferensi kedua di Barcelona (1989)
dan selanjutnya ada konferensi setiap tahun : Milano (1990), London (1991),
Paris (1992), Sanvika , Noerwegia (1993), St. GallenSwis
(1994), Breukelen , Belanda (1995),
Frankfurt (1996). Sebagaian bahan
konferensi – konferensi itu telah diterbitkan dalam bentuk buku.
- Tahun
1990-an
Dalam
dekade 1990-an sudah menjadi jelas, etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia
barat. Kini etika bisnis dipelajari, diajarkan dan dikembangkan di seluruh
dunia, kita mendengar tentang kehadiran etika bisnis amerika latin, eropa
timur, apalagi sejak runtuhnya komunisme disana sebagai sistem politik dan
ekonomi. Tidak mengherankan bila etika bisnis mendapat perhatian khusus di negara
yang memiliki ekonomi yang paling kuat di luar dunia barat. Tanda bukti
terakhir bagi sifat global etika bisnis adalah telah didirikannya international
society for business management economis and ethics (ISBEE).
Dalam menciptakan
etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
- Pengendalian
diri
- Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility)
- Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
- Menciptakan
persaingan yang sehat
- Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
- Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
- Mampu
menyatakan yang benar itu benar
- Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha
ke bawah
- Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
- Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
- Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar